Just Fun
Bisakah
aku hidup tenang tanpa ada seorangpun yang mengganggu
***
Seorang
gadis tengah sibuk dengan buku di tangannya, duduk dengan tenang di teras
balkon kamarnya. Beberapa kali terlihat tengah membenarkan letak kacamatanya.
Tak ada
siapaun didalam sana, kecuali dirinya yang tengah membenamkan diri dengan
kegiatan membacanya. Suasana yang tercipta masih sama, tenang dan damai—suasana
yang sangat gadis itu sukai.
Well,
setidaknya itu sebelum datang seorang lelaki yang berhasil mengacaukan suasana.
“Hei hei..
apa yang sedang kau lakukan?” suara berat khas seorang lelaki menyapa indra
pendengarannya, membuatnya dengan reflek menoleh. Mendapati seorang lelaki
dengan senyum aneh tengah berjalan ke arahnya.
“Kenapa
kau bisa masuk?” tanya gadis itu balik dengan sinis.
“Tentu
saja, pintunya tidak di kunci. Jadi aku bisa masuk” jawab lelaki yang sekarang
sudah duduk di sebalah sang gadis dengan santai.
“Kau
benar, pintunya memang sengaja tak ku kunci—“ balas gadis itu dengan kalimat
yang sengaja digantungkan. Membuat lelaki di sebelahnya menoleh ke arahnya
dengan tatapan yang menjijikan.
“tapi aku
sudah memberi mantra, supaya kau tidak bisa masuk” lanjut gadis itu dengan
datar.
“Benarkah?
Ahh.. mungkin karena kekuatanmu masih terlalu rendah dibandingkan dengan
kekuatanku. Karena itulah aku dapat dengan mudah membobol mantramu..” jawab
lelaki itu dengan sombong.
“Tidak!
itu tidak mungkin.. mantra yang kupakai adalah mantra yang sering ayah pakai.
Dan itu selalu berhasil. Dan.. bukankah kalimat yang kau katakan tadi terbalik?”
elak gadis itu, masih dengan wajah datarnya.
“Oohh..
begitu, memangnya mantra apa itu?” tanya lelaki itu datar.
“Mantra
yang biasa ayah pakai untuk mencegah pasukan tikus menjijikkan masuk daerah
rumah kita” jawabnya.
“Aa..”
lelaki itu diam menatap gadis di sampingnya dengan tatapan ingin membunuh.
“Apa?
Kenapa? Apa ada yang salah?” tanya gadis itu polos.
“TENTU
SAJA! MEMANGNYA KAU PIKIR AKU INI TIKUS JELEK ITU APA??!” teriakkan lelaki itu
terdengar sampai lantai bawah.
“Memangnya
kau tidak merasa?” balas gadis itu. Lalu berdiri dari duduknya, berlari menjauh
dengan menjulurkan lidahnya ke arah lelaki aneh yang hanya menumpang di
rumahnya itu.
“YAK!! Kau
takkan bisa lari dari ku!!” namun gadis itu masih tetap berlari, sekali-kali
menjulurkan lidahnya.
“Kau pikir
hanya kau yang punya kekuatan teleport?”
“Yang ku
tahu, itu memang sebuah kebenaran” mereka tetap saling mengejar, dengan
sekali-kali membuat satu samalain terjatuh atau berteleport ke tempat lain.
Tanpa peduli kepada penghuni rumah lainnya.
“Oh..
astaga, betapa berisiknya mereka berdua”